Mencari “Gaji Ke-13” dari Bursa Saham
Bayangkan jika setiap tahun Anda mendapatkan “surat cinta” berisi pemberitahuan transfer uang tunai ke rekening Anda, tanpa Anda harus bekerja lembur, tanpa harus memeras keringat, dan tanpa harus menjilat atasan. Uang itu datang begitu saja hanya karena Anda “memarkirkan” uang Anda di tempat yang tepat. Bagi para investor saham, sensasi ini nyata dan disebut sebagai pembagian dividen.
Namun, di antara lebih dari 900 perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), tidak semuanya berhati mulia. Ada perusahaan yang pelit membagi laba, ada yang labanya habis untuk bayar utang, bahkan ada yang tidak pernah untung sama sekali. Lantas, bagaimana cara menemukan perusahaan yang royal? Jawabannya ada pada sebuah daftar elit bernama IDX High Dividend 20.
Mengapa IDX High Dividend 20 Menjadi Primadona Investor?
Indeks IDX High Dividend 20 bukan sekadar daftar acak. Ini adalah “Hall of Fame” atau klub eksklusif bagi 20 perusahaan terpilih yang memiliki rekam jejak teruji dalam memanjakan pemegang sahamnya. Bagi investor yang mengejar kebebasan finansial (financial freedom) melalui jalur pendapatan pasif, indeks ini adalah peta harta karun yang paling akurat. Daripada pusing membedah laporan keuangan 900 perusahaan satu per satu, indeks ini memberikan jalan pintas untuk menemukan “sapi perah” terbaik di pasar modal Indonesia.
Apa Itu Indeks IDX High Dividend 20?
Secara sederhana, IDX High Dividend 20 adalah sebuah indeks yang mengukur kinerja harga dari 20 saham yang membagikan dividen tunai selama 3 tahun terakhir dan memiliki dividend yield (imbal hasil dividen) yang tinggi.
Indeks ini diluncurkan oleh Bursa Efek Indonesia pada tanggal 17 Mei 2018. Tujuannya jelas: memberikan acuan bagi investor yang berorientasi pada pendapatan dividen (dividend hunter). Jadi, saham-saham yang masuk di sini adalah saham yang “terbukti” royal, bukan sekadar janji manis prospektus.
Kriteria Seleksi: Tidak Sembarang Saham Bisa Masuk
Masuk ke dalam klub elit ini tidak mudah. Sebuah perusahaan harus melewati saringan ketat yang dilakukan oleh otoritas bursa.
Syarat 3 Tahun Berturut-turut
Syarat mutlak pertama adalah konsistensi. Perusahaan wajib membagikan dividen tunai minimal selama 3 tahun terakhir berturut-turut sebelum tanggal seleksi. Jika absen satu tahun saja, otomatis terdepak. Ini menjamin bahwa perusahaan tersebut memiliki arus kas (cashflow) yang stabil dan manajemen yang berkomitmen pada pemegang saham.
Likuiditas dan Fundamental
Bukan hanya royal, saham tersebut juga harus likuid (mudah diperjualbelikan). Bursa juga menilai kriteria fundamental lain seperti kapitalisasi pasar dan kesehatan keuangan. Jadi, saham “gorengan” yang tiba-tiba membagi dividen jumbo sekali seumur hidup tidak akan lolos masuk ke IDX High Dividend 20.
Daftar Saham Penghuni IDX High Dividend 20
Catatan: Daftar konstituen indeks ini dievaluasi dan dapat berubah setiap bulan Februari dan Agustus. Pastikan selalu mengecek pengumuman terbaru dari BEI.
Secara umum, penghuni indeks ini didominasi oleh tiga sektor utama: Perbankan, Energi, dan Industri Dasar. Berikut adalah nama-nama besar yang menjadi langganan penghuni indeks ini:
Kelompok 1: Perbankan The Big Four
Sektor perbankan adalah primadona karena kestabilannya. Bank-bank raksasa di Indonesia hampir tidak pernah absen masuk daftar ini.
-
BBCA (Bank Central Asia)
-
BBRI (Bank Rakyat Indonesia)
-
BMRI (Bank Mandiri)
-
BBNI (Bank Negara Indonesia)
-
Kadang masuk juga: BJBR (Bank Jabar Banten)
Kenapa Bank Sangat Royal Membagi Dividen?
Bisnis bank adalah bisnis kepercayaan dan perputaran uang. Bank-bank besar di Indonesia memiliki profitabilitas yang sangat tinggi dengan marjin bunga bersih yang lebar. Mereka mampu menyisihkan 50-80% laba bersihnya sebagai dividen (Dividend Payout Ratio) tanpa mengganggu operasional mereka.
Kelompok 2: Raksasa Energi dan Batubara (Raja Yield Jumbo)
Jika Anda mencari persentase keuntungan (yield) terbesar, sektor inilah rajanya. Namun, risikonya juga lebih tinggi.
-
ADRO (Adaro Energy)
-
PTBA (Bukit Asam)
-
ITMG (Indo Tambangraya Megah)
-
UNTR (United Tractors)
-
PGAS (Perusahaan Gas Negara)
Waspada Sifat Siklikal Komoditas
Saham-saham ini bisa memberikan yield dividen fantastis, kadang mencapai 15% – 25% per tahun saat harga batubara sedang tinggi. Namun ingat, saat harga komoditas anjlok, laba mereka bisa tergerus dan dividennya akan menyusut drastis.
Kelompok 3: Sektor Defensif dan Infrastruktur
Kelompok ini adalah penyeimbang portofolio. Bisnisnya cenderung stabil di segala kondisi ekonomi.
-
TLKM (Telkom Indonesia): Raksasa telekomunikasi yang rajin setor dividen ke negara dan publik.
-
ASII (Astra International): Konglomerasi otomotif yang legendaris.
-
INDF/ICBP (Indofood): Produsen mi instan kesukaan sejuta umat.
-
SMGR (Semen Indonesia): Pemimpin pasar semen nasional.
Perbedaan IDX High Dividend 20 vs LQ45
Seringkali investor pemula bingung. Apa bedanya dengan LQ45?
-
LQ45: Isinya adalah 45 saham paling likuid (paling ramai ditransaksikan). Fokusnya adalah likuiditas dan kapitalisasi pasar. Tidak semua saham LQ45 rajin bagi dividen (banyak saham teknologi di LQ45 yang dividennya 0).
-
IDX High Dividend 20: Isinya hanya 20 saham yang royal bagi hasil. Fokusnya adalah income. Sahamnya pasti likuid, tapi belum tentu yang paling ramai di pasar.
Cara Membeli Saham-Saham Ini
Anda tidak bisa membeli “indeks”-nya secara langsung seperti membeli satu barang. Ada dua cara:
-
Beli Ketengan (Manual): Anda membuka aplikasi sekuritas, lalu membeli saham-saham tersebut satu per satu (Misal beli 1 lot BBRI, 1 lot ADRO, dst).
-
Beli Reksa Dana Indeks / ETF: Cari produk Reksa Dana Indeks atau ETF (Exchange Traded Fund) yang underlying asset-nya meniru indeks IDX High Dividend 20. Contoh produknya adalah XIHD (Premier ETF IDX High Dividend 20). Dengan membeli 1 unit XIHD, Anda otomatis memiliki potongan kecil dari ke-20 saham tersebut.
Strategi Investasi Menggunakan Acuan Indeks Ini
Metode Cicil Beli (Dollar Cost Averaging)
Karena saham-saham di daftar ini fundamentalnya rata-rata bagus, strategi terbaik adalah menabung rutin. Sisihkan gaji bulanan untuk membeli saham-saham ini tanpa terlalu memusingkan harga harian. Dalam jangka panjang, Anda akan mendapatkan harga rata-rata yang baik dan menikmati dividen yang terus mengalir.
Reinvestasi Dividen (Gulung Modal)
Saat dividen cair ke RDN (Rekening Dana Nasabah), jangan ditarik untuk belanja. Belikan lagi saham dari indeks IDX High Dividend 20. Inilah efek bola salju (compounding interest) yang akan mempercepat Anda mencapai kebebasan finansial.
Risiko yang Tetap Mengintai (Wajib Tahu!)
Mentang-mentang masuk daftar elit, bukan berarti bebas risiko.
Jebakan Yield Semu (Dividend Trap)
Hati-hati pada saham yang yield-nya terlihat sangat tinggi (misal 20%) karena harga sahamnya sedang anjlok parah. Bisa jadi fundamental perusahaannya sedang rusak. Selalu cek apakah laba perusahaannya bertumbuh atau justru turun.
Selain itu, konstituen indeks ini bisa berubah. Saham yang tahun ini royal, tahun depan bisa ditendang keluar jika kinerjanya memburuk. Anda wajib memantau update dari bursa setiap 6 bulan.
Kapan Daftar Ini Berubah? (Jadwal Rebalancing)
Bursa Efek Indonesia melakukan evaluasi rutin:
-
Evaluasi Mayor: Dilakukan pada bulan Januari, efektif berlaku di bulan Februari. Ini saat di mana perubahan komposisi saham (keluar-masuk) biasanya terjadi.
-
Evaluasi Minor: Dilakukan pada bulan Juli, efektif berlaku di bulan Agustus. Biasanya hanya penyesuaian bobot, jarang ada pergantian saham kecuali ada kejadian luar biasa.
Kesimpulan: Peta Harta Karun Passive Income
Indeks IDX High Dividend 20 adalah alat bantu terbaik bagi investor yang mendambakan ketenangan batin. Dengan berinvestasi pada saham-saham di daftar ini, Anda bermitra dengan perusahaan-perusahaan yang sudah teruji mampu menghasilkan uang tunai (bukan sekadar laba di atas kertas) dan bersedia membagikannya kepada Anda.
Namun, ingatlah bahwa investasi saham adalah maraton, bukan lari sprint. Konsistensi Anda dalam menabung saham dan melakukan analisis ulang (review) setiap periode evaluasi bursa adalah kunci utama kesuksesan portofolio Anda.
Yuk simak tips menghitung pajak dividen agar keuntungan Anda maksimal di artikel kami selanjutnya!
FAQ: Pertanyaan Umum
1. Berapa modal minimal untuk membeli saham IDX High Dividend 20?
Sangat terjangkau. Anda bisa mulai membeli 1 lot saham termurah di daftar ini (misal saham di kisaran harga Rp2.000, modalnya cuma Rp200.000). Atau beli ETF XIHD yang harganya per lot juga terjangkau.
2. Apakah daftar sahamnya selalu sama setiap tahun?
Tidak. Daftar ini berubah setidaknya setahun sekali saat Major Review di bulan Februari. Saham yang kinerjanya turun akan digantikan oleh saham lain yang lebih bagus.
3. Saham mana yang paling bagus di antara 20 itu?
Tergantung tujuan Anda. Untuk stabilitas jangka panjang, pilih Perbankan (BBCA, BBRI). Untuk yield tinggi jangka pendek (tapi risiko fluktuasi tinggi), pilih Batubara (ADRO, PTBA).
4. Apakah dividen dari saham-saham ini kena pajak?
Dividen saham di Indonesia Bebas Pajak (0%) bagi investor individu, asalkan dividen tersebut diinvestasikan kembali di Indonesia minimal 3 tahun.
5. Di mana saya bisa melihat daftar terbaru yang resmi?
Anda bisa mengunjungi situs resmi Bursa Efek Indonesia (idx.co.id) pada menu “Data Pasar” -> “Indeks Saham” -> Cari pengumuman evaluasi indeks terbaru.
Ruang Diskusi
Dari 20 saham elit tersebut, saham mana yang menjadi favorit atau “tulang punggung” portofolio Anda saat ini? Apakah Anda tim Bank atau tim Batubara?
Bagikan strategi dan pengalaman Anda di kolom komentar di bawah ini. Diskusi Anda sangat berharga bagi rekan-rekan investor pemula yang baru mau memulai perjalanan dividen mereka!