Mengapa Valuasi Saham Pakai PER Sangat Penting?
Valuasi saham dengan PER adalah salah satu skill paling fundamental yang harus dikuasai oleh setiap investor. Tanpa kemampuan ini, Anda akan seperti membeli barang di toko tanpa tahu harganya berapa.
Banyak investor pemula jatuh ke lubang yang sama: membeli saham hanya karena melihat grafiknya naik atau mendengar teman bilang “nanti pasti naik.” Padahal, jika mereka bisa menghitung PER, mereka akan tahu apakah harga saham tersebut sudah wajar atau sudah mengembung seperti balon.
Pentingnya Memahami Valuasi
Valuasi saham fundamental bukan hanya untuk investor profesional. Ini adalah perlindungan dasar yang setiap investor retail harus miliki. Dengan memahami cara menilai harga wajar saham menggunakan PER, Anda bisa:
-
Hindari pembeli panik — Tidak lagi membeli saham ketika pasar sedang euphoria dan semuanya terasa mahal
-
Manfaatkan peluang — Tahu kapan membeli saat harga turun sementara kualitas tetap bagus
-
Tidur nyenyak — Karena tahu bahwa pembelian Anda berdasarkan data, bukan emosi
Mari kita mulai dengan konsep dasar PER yang akan membuka mata Anda tentang berapa sesungguhnya nilai saham yang Anda lihat di layar.
Dasar-Dasar PER: Apa Itu Sebenarnya?
Price-Earnings Ratio atau PER adalah rasio sederhana yang membandingkan harga pasar saham per lembar dengan laba bersih per lembar yang dihasilkan perusahaan dalam satu tahun. Rumusnya begini:
PER = Harga Saham per Lembar ÷ Earnings Per Share (EPS)
Contoh mudahnya: jika harga saham Rp10.000 dan laba per saham Rp1.000, maka PER-nya 10 kali. Artinya, Anda membayar Rp10 untuk setiap Rp1 laba yang dihasilkan perusahaan per tahunnya.
Cara Menghitung EPS (Earnings Per Share)
Sebelum bisa menghitung PER, Anda harus memahami EPS atau laba per saham. Ini adalah porsi laba bersih perusahaan yang dialokasikan untuk setiap lembar saham.
Rumus EPS:
EPS = Laba Bersih Tahunan ÷ Jumlah Saham Beredar
Contoh Perhitungan:
Katakanlah PT XYZ Tbk memiliki:
-
Laba bersih tahun ini: Rp4 triliun
-
Jumlah saham beredar: 4 miliar lembar
EPS = Rp4 triliun ÷ 4 miliar = Rp1.000 per saham
Ini berarti setiap lembar saham PT XYZ “menghasilkan” keuntungan sebesar Rp1.000 per tahun. Angka ini adalah kunci untuk menghitung PER.
Menghitung PER: Langkah Demi Langkah
Sekarang kita sudah tahu EPS, mencari PER menjadi sangat mudah. Mari kita lihat proses perhitungan PER lengkap dengan contoh nyata dari saham Indonesia.
Contoh Praktis: Menghitung PER PT Telkom
Mari kita gunakan data PT Telkom Indonesia Tbk sebagai pembelajaran:
Data yang diperlukan (dari laporan keuangan 2024):
-
Harga saham saat ini: Rp2.400 per lembar (asumsi)
-
Laba bersih tahun 2024: Rp24,56 triliun
-
Jumlah saham beredar: 10,18 miliar lembar
Langkah 1: Hitung EPS
EPS = Rp24,56 triliun ÷ 10,18 miliar
EPS = Rp2.412 per saham
Langkah 2: Hitung PER
PER = Harga Saham ÷ EPS
PER = Rp2.400 ÷ Rp2.412
PER = 0,99x atau sekitar 1 kali
Wow! PER PT Telkom sebesar 0,99x. Ini berarti Anda membayar kurang dari Rp1 untuk setiap Rp1 laba tahunan. Secara valuasi, saham Telkom terlihat sangat murah.
TTM (Trailing Twelve Months) vs Forward PER
Ada dua metode menghitung PER yang perlu Anda ketahui:
PER TTM (Trailing Twelve Months):
Menggunakan laba 12 bulan terakhir yang sudah nyata terjadi. Ini lebih akurat karena berbasis data historis. Contoh perhitungan di atas adalah TTM.
PER Forward:
Menggunakan proyeksi laba untuk 12 bulan ke depan. Ini lebih futuristik tetapi bergantung pada akurasi proyeksi. Contohnya, jika analis memproyeksikan PT Telkom akan untung Rp28 triliun tahun depan, maka:
Forward PER = Rp2.400 ÷ (Rp28 triliun ÷ 10,18 miliar)
Forward PER = Rp2.400 ÷ Rp2.750 = 0,87x
Forward PER lebih rendah karena proyeksi laba yang tumbuh. Jika proyeksi ini akurat, maka saham akan semakin murah di masa depan.
Data Terkini Pasar Indonesia (Desember 2025)
Berdasarkan data pasar terkini:
-
IHSG PER Forward: 11,2x (sangat murah, mencerminkan -1,6 standar deviasi di bawah rata-rata 5 tahun)
-
Pada April 2025, IHSG mencapai PER terendah: 9,9x (level diskon tertinggi dalam 5 tahun)
-
PER Rata-rata Historis: 14,93x (sebagai benchmark perbandingan)
Artinya, pasar Indonesia saat ini sangat murah jika dibandingkan rata-rata historis. Ini adalah peluang emas bagi investor cerdas.
Interpretasi PER: Kapan Saham Murah, Wajar, atau Mahal?
Sekarang kita sudah bisa hitung PER. Pertanyaan berikutnya: Apa artinya angka-angka itu? Ini adalah bagian yang sangat penting karena menentukan keputusan membeli atau tidak.
PER Rendah: Murah atau Jebakan?
PER di bawah 10:
Saham terlihat sangat murah. Namun, ini bisa berarti dua hal:
-
Saham benar-benar undervalued — Pasar belum menghargai potensi perusahaan. Ini adalah peluang emas bagi investor value.
-
Pasar tahu ada masalah — Mungkin prospek pertumbuhan jelek, ada risiko bisnis, atau fundamentalnya memburuk. Saham murah bukan karena beruntung, tapi karena ada alasan.
Cara membedakannya: Lihat tren EPS 3-5 tahun terakhir. Jika EPS konsisten tumbuh meski PER rendah, maka itu peluang. Jika EPS turun atau stagnan, maka murahnya mungkin justified.
PER Sedang: Zona Wajar
PER antara 10-15:
Ini adalah zona valuasi wajar untuk mayoritas perusahaan Indonesia. Jika saham A punya PER 12 dan rata-rata industri juga 12, maka harganya dianggap adil. Tidak ada tekanan untuk beli atau jual.
PER antara 15-20:
Masih wajar, tapi sudah ada premium. Pasar percaya perusahaan memiliki prospek pertumbuhan lebih baik dari rata-rata. Cocok untuk saham dengan pertumbuhan laba stabil di atas 10% per tahun.
PER Tinggi: Premium atau Bubble?
PER di atas 20:
Valuasi sudah mahal. Saham ini hanya layak beli jika:
-
Pertumbuhan laba dijamin tinggi (15%+ per tahun)
-
Prospek bisnis sangat cemerlang
-
Kompetitor jauh lebih rendah
PER di atas 30:
Hati-hati! Level ini menunjukkan pasar sangat optimis, bahkan mungkin terlalu optimis. Risiko bubble tinggi. Kecuali untuk perusahaan teknologi atau startup dengan pertumbuhan eksponensial, PER setinggi ini sangat berisiko.
Membandingkan PER: Industri, Sektor, dan Kompetitor
Membaca PER tidak boleh isolasi. Anda harus selalu membandingkannya dengan benchmark yang relevan.
Benchmarking PER Antar Industri
Industri berbeda punya PER rata-rata yang sangat berbeda:
| Industri | PER Rata-rata | Alasan |
|---|---|---|
| Perbankan | 8-12x | Regulasi ketat, pertumbuhan moderat |
| Telekomunikasi | 10-14x | Bisnis matang, revenue stabil |
| Konsumer/FMCG | 12-18x | Pertumbuhan stabil, brand kuat |
| Infrastruktur | 14-20x | Pertumbuhan konsisten, dividen tinggi |
| Teknologi | 20-40x | Pertumbuhan tinggi, potensi besar |
| Retail/E-commerce | 15-25x | Pertumbuhan cepat, risiko tinggi |
Contoh Aplikasi:
Saham perbankan X dengan PER 10x terlihat murah dibanding rata-rata industri 12x. Namun, jika dibanding bank kompetitor:
-
Bank A: PER 9x
-
Bank B: PER 11x
-
Bank C: PER 13x
Maka PER 10x terletak di tengah-tengah, tidak begitu menarik.
Bandingkan dengan Kompetitor Utama
Analisis Tiga Saham Serupa:
BBRI (Bank Rakyat Indonesia):
-
PER: 8,5x (murah)
-
Dividend Yield: 9,7%
-
Profil: Value premium dengan dividen tinggi
BMRI (Bank Mandiri):
-
PER: 10,2x (wajar)
-
Dividend Yield: 7,5%
-
Profil: Balanced value
BRIS (Bank Syariah Indonesia):
-
PER: 14,5x (premium)
-
Dividend Yield: 6,2%
-
Profil: Growth story dengan valuasi premium
Jika Anda ingin saham bank murah dengan dividen, BBRI lebih menarik. Jika ingin pertumbuhan, BRIS menarik meski lebih mahal.
Menghitung Harga Wajar Saham Menggunakan PER
Sekarang kita sampai ke bagian praktis: menggunakan PER untuk menentukan harga wajar saham.
Rumus Harga Wajar Berdasarkan PER
Harga Wajar = PER Target × EPS
Di mana PER target adalah PER yang Anda rasa wajar untuk saham tersebut.
Contoh Perhitungan Lengkap
Mari kita lihat PT Astra International (ASII) sebagai contoh:
Data Terkini:
-
EPS saat ini: Rp700 per saham
-
Rata-rata PER industri otomotif: 12x
-
Harga pasar saat ini: Rp7.500 per saham
Langkah 1: Tentukan PER Target
Untuk ASII yang merupakan pemimpin pasar, PER target bisa 12x (sama rata-rata industri) atau 14x (premium karena market leader).
Langkah 2: Hitung Harga Wajar
Jika menggunakan PER 12x:
Harga Wajar = 12 × Rp700 = Rp8.400
Jika menggunakan PER 14x:
Harga Wajar = 14 × Rp700 = Rp9.800
Langkah 3: Bandingkan dengan Harga Pasar
-
Harga pasar: Rp7.500
-
Harga wajar (12x): Rp8.400
-
Harga wajar (14x): Rp9.800
Kesimpulan: ASII sedang undervalued (lebih murah dari nilai wajar). Ada upside potential sebesar 12-31% untuk kembali ke harga wajar. Ini adalah sinyal buy.
Margin of Safety: Perlindungan Ekstra
Investor cerdas tidak membeli tepat di harga wajar. Mereka menunggu diskon tambahan untuk memberi ruang aman. Ini disebut Margin of Safety atau MOS.
Rumus Harga Beli dengan MOS 20%:
Harga Beli = Harga Wajar × (1 - 20%)
Harga Beli = Rp8.400 × 0,80 = Rp6.720
Dengan MOS 20%, Anda baru membeli ASII jika harganya turun ke Rp6.720. Ini memberikan buffer keamanan jika analisis Anda sedikit melenceng atau ada masalah fundamental yang tidak terdeteksi.
Standar Margin of Safety
-
Saham Blue Chip: MOS 20% sudah cukup
-
Saham Reguler: MOS 30-40% lebih aman
-
Saham Berisiko Tinggi: MOS 40-50% untuk melindungi modal
Menggunakan PER dalam Strategi Screening Saham
Setelah memahami cara menghitung dan menginterpretasi PER, langkah berikutnya adalah menggunakannya dalam screening saham untuk membuat watchlist.
Strategi 1: Screen Saham Undervalued
Kriteria Screening:
-
PER lebih rendah dari rata-rata industri minimal 20%
-
EPS positif dan stabil 3 tahun terakhir
-
Dividen yield di atas 5% (opsional)
-
Tidak ada berita negatif fundamental
Contoh Hasil Screening (2025):
Dengan kriteria di atas, calon saham undervalued bisa include:
-
Bank-bank besar dengan PER 8-10x
-
Perusahaan infrastruktur dengan PER 12-14x
-
Saham industrial dengan PER 9-11x
Strategi 2: Screen Growth at Reasonable Price (GARP)
Kriteria Screening:
-
Pertumbuhan EPS 10-15% per tahun
-
PER sebanding dengan pertumbuhan (PEG Ratio di bawah 1,5)
-
Bisnis dalam fase ekspansi tetapi sudah profitable
PEG Ratio Calculation:
PEG = PER ÷ Pertumbuhan EPS (%)
Contoh: Saham dengan PER 20 dan pertumbuhan EPS 15%
PEG = 20 ÷ 15 = 1,33
PEG 1,33 menunjukkan pertumbuhan sebanding dengan valuasi ini adalah GARP yang menarik.
Strategi 3: Identify Saham Expensive
Kriteria Screening:
-
PER lebih tinggi dari rata-rata industri 50%
-
Pertumbuhan EPS tidak menjanjikan
-
Harga naik cepat dalam waktu singkat
Saham-saham ini sebaiknya dihindari atau dijual karena risiko pullback tinggi.
Kapan Waktu Terbaik untuk Membeli Berdasarkan PER?
Sekarang pertanyaan praktis: Kapan sebaiknya membeli saham? PER bisa memberi Anda petunjuk.
Timing Membeli Saat PER Rendah
Signal Membeli:
-
IHSG PER turun jauh di bawah rata-rata historis (seperti April 2025 di 9,9x)
-
Saham individual PER turun signifikan tanpa alasan fundamental jelek
-
Sektor tertentu sedang dipukuli pasar meski fundamental baik
Contoh Nyata April 2025:
Saat IHSG di PER 9,9x (terendah 5 tahun), investor cerdas mulai membeli besar-besaran saham berkualitas. Hasilnya, saat pasar rebound, saham-saham tersebut naik 10-20%.
Timing Menjual Saat PER Tinggi
Signal Menjual:
-
PER saham naik jauh di atas rata-rata industri
-
Saham naik cepat dalam waktu singkat
-
Tidak ada alasan fundamental yang mendukung valuasi tinggi
Lima Pertanyaan Umum tentang Valuasi Saham dengan PER
1. Apakah PER Rendah Selalu Berarti Saham Bagus?
Jawaban: Tidak selalu. PER rendah bisa berarti dua hal: (1) Saham benar-benar undervalued dan peluang emas, atau (2) Ada masalah fundamental yang membuat pasar tidak percaya. Solusi: Selalu lihat tren EPS. Jika EPS tumbuh konsisten meski PER rendah, itu bagus. Jika EPS turun dan PER rendah, ada masalah.
2. Berapa PER Ideal untuk Membeli?
Jawaban: Tergantung industri dan strategi. Untuk saham nilai: PER di bawah rata-rata industri sudah menarik. Untuk saham growth: PER bisa 20-30x asal pertumbuhan justified. Rule of thumb: PER setara dengan pertumbuhan EPS tahunan adalah fair value. Contoh: pertumbuhan 15% per tahun, target PER 15x.
3. Bagaimana Jika Perusahaan Rugi (EPS Negatif)?
Jawaban: PER tidak bisa dihitung atau tidak relevan. Untuk perusahaan rugi, gunakan metode valuasi lain seperti PBV atau DCF. Atau tunggu sampai perusahaan kembali profitable sebelum membeli.
4. Apakah Forward PER atau TTM PER yang Lebih Penting?
Jawaban: Dua-duanya penting tetapi untuk keperluan berbeda. TTM lebih aman karena berbasis data nyata. Forward PER menunjukkan prospek di masa depan. Idealnya, bandingkan keduanya. Jika Forward PER jauh lebih rendah dari TTM, itu signal pertumbuhan laba akan datang.
5. Apakah PER Saja Cukup untuk Membuat Keputusan Beli?
Jawaban: Tidak. PER hanya satu sisi mata uang. Anda juga harus lihat: (1) Tren pertumbuhan laba, (2) Kualitas arus kas, (3) Manajemen berkualitas, (4) Prospek industri, (5) Kondisi makroekonomi. PER adalah starting point, bukan akhir analisis.
Ringkasan Poin-Poin Penting tentang Valuasi Saham dengan PER
Sebelum kita tutup, berikut adalah 5-7 poin kunci yang harus Anda ingat tentang cara menilai harga wajar saham pakai PER:
-
PER = Harga ÷ EPS — Formula sederhana ini adalah fondasi. Master formula ini terlebih dahulu.
-
PER mengukur apa yang Anda bayar per rupiah laba — PER 10 berarti Anda bayar Rp10 untuk Rp1 laba tahunan. Semakin rendah, semakin murah (secara valuasi).
-
Selalu bandingkan dengan industri dan kompetitor — PER 15 bisa murah untuk teknologi tapi mahal untuk bank. Konteks adalah segalanya.
-
TTM PER lebih aman daripada Forward PER — Gunakan TTM untuk analisis fundamental, Forward PER untuk prospek masa depan.
-
PER rendah belum tentu kesempatan — lihat tren EPS — PER rendah dengan EPS tumbuh = peluang. PER rendah dengan EPS turun = value trap.
-
Margin of Safety memberikan buffer keamanan — Jangan beli tepat di harga wajar. Tunggu diskon 20-40% lebih rendah untuk perlindungan ekstra.
-
PER bukan keputusan akhir, hanya starting point — Lihat juga arus kas, manajemen, prospek industri, dan kondisi makro sebelum membeli.
Kesimpulan: Jadilah Investor Cerdas dengan PER
Menguasai valuasi saham dengan PER adalah langkah besar menuju investasi cerdas. Bukan lagi Anda yang membeli saham karena dengar-dengar atau grafik naik, melainkan berdasarkan angka dan logika yang solid.
Ingat, harga yang Anda bayar menentukan return yang Anda peroleh. Investor yang membeli saham berkualitas pada harga wajar akan mendapatkan hasil jauh lebih baik dibanding yang membeli asal-asalan pada harga premium.
Pasar Indonesia saat ini (Desember 2025) sedang diperdagangkan pada valuasi yang sangat menarik forward PER 11,2x ini adalah peluang emas. Saatnya Anda mulai menggunakan pengetahuan PER untuk mencari saham-saham terbaik dengan harga terbaik.
Mulai hari ini: ambil 5 saham favorit Anda, hitung PER-nya, bandingkan dengan industri, hitung harga wajar, dan tentukan apakah sudah saatnya membeli atau masih menunggu. Setiap analisis yang Anda lakukan akan membuat skill Anda semakin tajam.
Ayo Bergabung dalam Komunitas Investor Cerdas
Sekarang giliran Anda untuk berbagi pengalaman dan pembelajaran tentang valuasi saham menggunakan PER.
Pertanyaan untuk Anda:
-
Sudahkah Anda mencoba menghitung PER untuk saham favorit? Bagaimana hasilnya?
-
Saham mana yang menurut Anda sedang undervalued berdasarkan PER-nya?
-
Apakah ada yang masih bingung tentang cara menghitung atau menginterpretasi PER? Tanyakan di sini!
-
Kapan Anda terakhir menggunakan PER untuk membuat keputusan investasi?
Jangan lupa membagikan artikel ini kepada teman-teman investor yang masih bingung tentang valuasi saham. Semakin banyak investor yang paham PER, semakin efisien pasar modal kita, dan semakin baik untuk semua.
Terima kasih telah membaca! Semoga artikel ini membawa Anda lebih dekat pada status investor cerdas yang membuat keputusan berdasarkan data, bukan emosi. Sukses untuk investasi Anda selanjutnya!